Usia Ideal Menikah untuk Generasi Sekarang

usia ideal menikah

Usia ideal menikah? Banyak perdebatan mengenai berapa sih usia yang pas untuk menikah ? Ada yang memilih menikah di usia muda, namun tidak sedikit juga yang memilih menikah di usia 25 tahun ke atas.

Pernikahan bukan semata-mata ‘siapa yang cepat’. Momen ini seharusnya menjadi suatu yang sakral dan bukan hanya dilandasi atas dasar ‘suka sama suka’, namun lebih kepada kesiapan lahir dan batin.

Siapapun yang berani untuk melangkah ke jenjang serius pasti menginginkan rumah tangga yang dapat dibina hingga maut memisahkan.

Mendapat pertanyaaan ‘kapan nikah?’ mungkin terdengar tidak asing lagi di telinga. Berbagai alasan pun dilontarkan, seperti belum ada pasangan, belum siap materi, terlalu muda, dan lain sebagainya.

Menurut UU No.16 Tahun 2019 sebagai perubahan atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan terkait batas usia menyebutkan batas usia bawah perkawinan antara laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu 19 tahun. Berbeda dengan UU sebelumnya yang memiliki batas usia perkawianan laki-laki (19 tahun) dan perempuan (16 tahun).

Perubahan ini dilakukan agar sejalan dengan UU Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa di bawah usia 18 tahun masih tergolong anak-anak. Batas usia perkawinan antara perempuan dan laki-laki disamakan sebagai bentuk mencegah diskriminasi hal membentuk keluarga.

Karakteristik remaja usia ini adalah telah dapat membina hubungan yang stabil dengan lawan jenis, dan dapat menyeimbangkan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain, serta mulai jelas identitas sosialnya.

Benarkah semakin cepat meniah semakin baik?

Kalau di lihat dari batas usia ideal menikah yang ditetapkan undang-undang, menikah baru dibolehkan jika Anda berusia 19 tahun. Tak mengherankan jika pernikahan di usia mudah sudah menjadi pemandangan biasa di negeri ini. Bahkan terkesan hampir dimuliaka, masa remaja bukanlah tentang usia menikah yang paling ideal.

Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiaonal (BKKBN), pernikahan dini di antara remaja usia belasan akhir hingga 20-an awal banyak terjadi atas alasan adat atau kehamilan di luar nikah. Dan BKKBN melaporkan bahwa lebih dari 50 persen pernikahan dini berakhir dengan perceraian.

Pasalnya, banyak remaja yang belum cukup dewasa (dalam kematangan cara berfikir untuk menyelesaikan masalah) dan kurang berpengalaman untuk menghadapi konflik rumah tangga, yang tentu berbeda total dari pertengkaran saat masa pacaran.

Perkawinan dini ancam kesejahteraan anak

Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) menilai bahwa pernikahan usia belia berpotensi meningkatkan angka putus sekolah dan kemiskinan akibat perampasan hal anak untuk bertumbuh kembang, meraih pendidikan, dan bekerja.

Anaka remaja pada umumnya belum memiliki keuangan yang stabil dan belum yakin benar soal karir dan masa depannya. Belum lagi masih harus dihadapkan dengan tekanan dari orang tua, sekolah, atau kuliah.

Selain itu, ada imbas yang cukup memberatkan dari perkawinan anak pada masalah kesehatan reproduksi perempuan remaja. Pernikahan usia mudah diketahui meningkatkan resiko keguguran, kematian bayi, kanker serviks, penyakit kelamin, hingga gangguan mental akibat tekanan sosial untuk memikul tanggung jawab orang dewasa di usia belia.

Berapa Usia Ideal Menikah supaya pernikahan langgeng?

Banyak lembaga bantuan hukum nasional merasa keberatan dengan standar usia menikah UU Perkawinan yang terlalu rendah. Atas sejumlah alasan di atas, YKP dan Yayasan Pemantauan Hak Anak (YPHA) sempat meminta Mahkamah Konstitusi untuk menaikan batas minimal usia menikah bagi perempuan menjadi 18 tahun.

Pendapat ini diamini oleh sejumlah penelitian mancanegara. Data statistik dari berbagai studi menyarankan Anda untuk sabar menunggu dalam beberapa tahun. Merangkum banyak survey dan studi berbeda, angka perceraian bisa merosot hingga 50 persen jika Anda menikah di usia 25 tahun ke atas dibanding menikah di usia awal 20-an. Presentase resikonya juga makin turun untuk setiap tahun yang Anda relakan untuk menunda menikah.

Pada umumnya dapat disimpulkan bahwa usia ideal menikah terbaik adalah sekitar 28-32 tahun. BKKBN sendiri menilai usia ideal untuk perempuan Indonesia seharusnya minimal 21 tahun.

Semakin Tua, Semakin Dewasa

Para ahli percaya, bahwa menunda menikah sampai beberapa tahun dapat semakin menhidupkan rumah tangga yang lebih ideal dan mapan serta resiko perceraian yang lebih rendah.

Ada banyak alasan mengapa usia pertengahan 20-an hingga 30-an awal menjadi patokan usia ideal menikah yang aman. Salah satunya faktor kedewasaan. Dewasa di sini bukan cuma bertambahnya umur, tapi juga dari segi kecerdasan emosional dan kematangan pola pikir.

Mereka juga mengerti apa saja hak dan tanggung jawab yang dimiliki demi mencapai tujuan hidup. Semakin dewasa seseorang juga bisa menandakan bahwa ia memiliki kematangan fisik dan stabilitas finansial yang mempuni untuk menghidui diri sendiri serta tanggungan lainnya.

Tingkat Pendidikan juga pengaruhi kelanggengan Rumah Tangga

Meski tingkat kematangan dan finansial memainkan faktor utama, tingkat pendidikan juga sama pentingnya. Menunda pernikahan sampai setelah menerima gelar sarjana terbukti menurunkan resiko bercerai daripada pasangan yang berpendidikan rendah.

Semakin tinggi pendidikan yang digapai, semakin banyak bertemu orang dengan karakter yang berbeda dan berbincang bertukar pikiran akan membuat pola pikir, membentuk kepribadian, dan prinsip hidup secara keseluruhan.

Kapan Anda siap Menikah ? Apakah Anda sudah berapa pada Usia Ideal Menikah? Tergantung Masing-masing

Walau demikian, tentu saja keputusan untuk kapan menikah tak bisa hanya didasarkan oleh hasil survey saja. Tidak ada patokan usia ideal atau batas jangka waktu pacaran mampu menjamin kebahagiaan pernikahan.

Pada akhirnya, diri Anda sendirilah yang menentukan kapan waktu yang tepat bagi Anda untuk menikah. Entah di usia 20-an, 30-an, atau 40-an. Pernikahan dan Perceraian adalah fenomena sosial yang sulit diukur hanya dengan angka.

Tak ada yang melarang untuk cepat-cepat menikah. Jika Anda dan pasangan sudah sama-sama siap lahir batin dan juga secara finansial untuk nikah, tentu tidak jadi masalah. Tapi bagi yang lainnya, tetap tak ada salahnya untuk mempertimbangkan masak-masak semua manfaat dan resikonya.

Kesimpulan

Setiap keputusan untuk menikah adalah dari diri Anda dan pasangan. Menikahlah jika Anda siap, bukan menikah karena melihat orang terdekat Anda sudah banyak yang menikah, karena setiap orang memiliki keadaan atau kesiapan yang berbeda.

Jadi pertanyaanya Kapan nikah?

banner-promisi-kartunikah

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *