
Pakaian pernikahan merupakan bagian dari konsep pernikahan itu sendiri, karena pakaian mengikuti tema dekorasi dari pernikahan. Mempersiapkan pakaian atau gaun pengantin juga kadang menjadi perdebatan, namun itu bukan hal yang sulit bagi calon pasangan.
Pernikahan adalah momen sakral dan paling berkesan bagi pasangan sejoli. Nggak heran kalau untuk melangsungkan akad atau resepsi pernikahan memang harus dipersiapkan dengan matang.
Termasuk mempersiapkan baju pengantin supaya bisa tampil maksimal di acara pernikahan. Dan yang tidak kalah penting, pilihan baju pengantin yang modern agar momen penting di dalam hidup kamu ini terasa makin sempurna.
Di Indonesia, biasanya baju pengantin disesuaikan dengan adat dan budaya suatu daerah. Meski demikian, tak ajarang pakaian adat pengantin juga didesain secara modern mengikuti perkembangan jaman sehingga tetap kekinian.
Bahkan ada juga yang memilih pakaian ala fashion Internasional supaya bisa tampil maksimal pada acara sakral yang berkesan seumur hidup tersebut.
Jenis Pakaian Pernikahan Adat tapi Modern
Indonsia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau yang memiliki budaya beraneka ragam. Di mana setiap daerah memiliki adat dan budaya pernikahan yang tentunya berbeda.
Baju pengantin di setiap daerah pun memiliki ciri khas tersendiri, dan semakin modern. Banyak setiap pengantin memiliki impian pernikahannya masing-masing ingin mengenakan pakaian adat dari daerah sendiri tapi juga tetap ingin tampil modern tanpa mengurangi esensi tradisional dan keaslian dari adat itu sendiri.
Nih!Beberapa inspirasi baju pengantin dari beberapa adat daerah di Indonesia.
Pakaian Pernikahan Adat Betawi
Adat betawi berasal dari kota Jakarta. Adat ini sangat kaya akan warna dan tradisi karena menggabungkan unsur budaya dari Arab, Cina, dan Belanda.
Hiasan Kepala pengantin yang bernuansa budaya Cina terdiri atas mahkota siangko kecil atau sisir galu yang dipasangkan dengan jepit berbentuk burung hong. Sedangkan, hiasan kepala menutupi dahi serta wajah sang pengantin disebut siangko besar, terinspirasi oleh cadar khas Arab.
Pakaian Pernikahan adat Gorontalo
Mahkota adat Gorontalo terdiri dari beberapa jenis elemen. Ikat kepala baya lo boute melambangkan pengabdian sang pengantin pada tugas sebagai seorang istri.
Ada juga tuhi-tuhi, tujuh hiasan kepala yang melambangkan Kerajaan-Kerajaan di Gorontalo. Terakhir, dipasanglah lai-lai yang terbuat dari bulu merah dan putih pada ubun-ubun sang pengantin sebagai lambang kesucian, kehormatan, dan keberanian.
Pakaian Pernikahan adat Minang
Berat mahkota pengantin dapat mencapai 5 kilogram. Namun, kini semakin banyak pengantin yang memilih suntiang berbahan kuningan yang lebih ringan dan praktis.
Pengantin berdarah minang dari Sumatra Barat pasti sudah mengenal sunting atau suntiang, salah satu mahkota adat penantin Indonesia paling berat. Suntiang gadang tradisional tersusun atas setidaknya 11 lapisan bunga, emas, dan almunium.
Pakaian Pernikahan adat Palembang
Pengantin dari Palembang, Sumatra Selatan dapat memilih busana pengantin aesan paksangko, aesan gede, atau pakaian dari daerah Komering Ulu yang sama-sama cantik. Mahkota aesan gede biasanya dipasangkan dengan pakaian dodot berwarna merah mudah dan aksesoris emas untuk melambangkan keagungan Kerajaan Sriwijaya.
Sedangkan, mahkota aesan paksangko atau pak sangkok biasanya dikenkan dengan baju kurung berwarna merah.
Pakaian Pernikahan adat Mandailing
Berat mahkota bulang sendiri melambangkan kesediaan sang mempelai wanita untuk mengemban tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Berbentuk seperti tanduk kerbau, mahkota cantik ini kebanggaan dari etnis Mandailing di Sumatra Utara.
Bulang tradisional terbuat dari emas murni dan terdiri dari lima hingga tujuh lapis, tergantung status sosial sang mempelai. Agar sang pengantin tetap merasa nyaman, bulang modern biasanya terbuat dari sepuhan emas.
Pakaian Pernikahan adat Lampung
Siger atau sigor asal lampung sangat menarik perhatian karena ukurannya yang besar. Mahkota tersebut melambangkan kehormatan dan keanggunan sang pengantin.
Sembilan sungai yang berada di Lampung diwakili oleh ujung runcing mahkota siger pepadun, yang kemudian dihiasi bunga logam di atasnya. Mahkota tiga susun yang lebih kecil diletakkan di atas siger tersebut, lalu dilengkapi dengan jalinan melati yang melambangkan kesucian sang mempelai wanita.
Pakaian Pernikahan adat Jawa Tengah
Daerah Jawa Tengah sering mengenakan busana paes Solo putri yang terinspirasi oleh Raja Solo. Sanggul pada riasan Solo lebih sempit dibagian bawah. Paes Solo juga memiliki bentu serta sudut yang tidak terlalu tajam.
Keseluruhan tata rambut Solo putri dapat mencapai berat hingga 2 kilogram karena dihiasi oleh ronce melati panjang bernama tibo dodo dan sembilan buah cunduk mentul.
Pakaian Pernikahan adat Bugis
Baju pengantin Bugis terlihat menyerupai burung merak. Pengantin bugis terlihat begitu unik karena riasan dahi berwarna hitam yang disebut dadasa. Tata rambut mempesona, dengan sanggul yang berdiri tegak dibagian belakang kepala sebagai tempat menyisipkan berbagai aksesori.
Hiasan bunga logam bernama pinang goyang diletakkan di atas sanggul, sedangkan bunga simpolong dipasang di sisi sanggul. Terakhir, mahkota saloko duduk di atas kepala seperti bando.
Pakaian Pernikahan adat Sunda
Mahkota siger yang anggun melambangkan kebijaksanaan, kehormatan, dan martabat seorang pengantin Sunda. Sususnan bunga berbentuk kupu-kupu pada sanggul melambangkan kesetiaan sang istri kepada suaminya.
Lima kembang goyang dipasang menghadap ke depan, sedangkan dua menghadap ke belakang agar sang mempelai terlihat cantik dari segala sisi. Terkahir, ronce melati dengan panjang melewati bahu menjadi simbol kesucian sang pengantin.
Pakaian Pernikahan adat Bali
Pengantin Bali selalu terlihat meriah karena busana yang terbuat dari kain prada berwarna cerah, dilengkapi dengan mahkota emas. Terinspirasi oleh budaya Kerajaan Badung, pengantin ini mengenakan busana payas agung, lengkap dengan mahkota yang terbuat dari emas asli.
Pakaian Pernikahan adat Yogyakarta
Paes Ageng Yogyakarta terinspirasi dari Keraton Yogyakarta, paes ageng memiliki ciri khas riasan hitam yang ditambahkan dengan lapis prada. Pada kedua sisi kepala pengantin, centhung dipasang sebagai lambang kesiapannya dalam memasuki jenjang kehidupan baru. Kepala sang pengantin dimahkotai dengan gunung yang melambangkan penghormatan suami akan istrinya.
Pakaian Pernikahan adat Mandar
Hiasan kepala pernikahan adat Mandar dari Sulawesi Barat mungkin terlihat lebih sederhana dibandingkan dengan adat lain. Namun, hiasan kepala tersebut sebenarnya cukup rumit.
Sang pengantin mengenakan sanggul lebar yang dihiasi dengan bunga serta gal, yaitu aksesiri rambut berbentuk bunga yang melingkat. Jumlah bunga dan hiasan rambut yang dikenakan bervariasi sesuai dengan status sosial keluarga sang mempelai wanita.
Kesimpulan
Dengan bentuk gaun pengantin yang beragam, tidak sedikit juga yang saat ini para calon pengantin yang memilih memadukan antara konsep modern dan adat. Sehingga terlihat lebih simple namun tetap anggun dan mempunyai ciri khas dari daerah mana mereka berasal.
Tidak akan lengkap acara pernikahan tanpa undangan yang menarik pula, bisa kunjungi kami di www.kartunikah.com atau hubungi kami disini.