
Kapan nikah? Menikah adalah sebuah keputusan besar dan penuh dengan tanggung jawab. Banyak orang akhirnya memutuskan menikah atas dasar cinta, sudah cocok dan nyaman, atau alasan lain mungkin karena umur yang sudah seharusnya menikah.
Apa lagi bagi Anda yang sudah menginjak umur 25 tahun ke atas sering kali menjadi sebuah dilema. Dilema antara meraih mimpi dan mencapai karir yang diinginkan atau menikah. Usia 25 tahun yang bagi sebagian orang Indonesia adalah usia matang untuk menikah.
Masih banyak yang tidak memahami atau belum terbuka pikirannya bahwa setiap orang memiliki waktunya masing-masing, baik itu dari karir, jodoh, atau hal lain. Namun akhirnya banyak juga yang memilih untuk menikah cepat karena tekanan dan tuntutan ntah itu dari pasangan sendiri, keluarga, atau dari diri sendiri yang merasa sudah seharusnya namun masih belum siap.
Anda tidak seharusnya mengikuti standar yang ada di masyarakat kita bahwa menikah haruslah di usia 20-an dan di bawah usia 30 tahun. Jika Anda memiliki rencana dan mimpi sendiri capailah mimpimu itu dan kesampingkan semua suara-suara sumbang yang selalu melontarkan pertanyaan kapan nikah? Karena menikah itu tentang sebuah kesiapan bukan tentang perlombaan siapa yang lebih cepat.
Menikah di usia 30-an pun tak masalah karena karena menikah di usia muda pun tidak menjamin kebahagiaan. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah pernikahan, belum tentu yang lebih cepat itu lebih baik. Oleh karena itu, menikahalah dengan orang yang tepat, karena Anda akan menjalani sekali seumur hidup.
Kebahagiaan tidak melulu bersama pasangan, sendirianpun Anda bisa menemukan kebahagiaan. Ciptakan kebahagiaanmu sendiri barulah Anda bisa berbagi kebahagiaan dengan pasangan atau menciptakan kebahagiaan setelah masing masing sudah merasa bahagia. Bingung?
Kesiapan untuk menikahpun harus benar-benar matang, sehingga tidak ada kata perceraian atau rumah tangga yang berantakan karena keputusan yang terburu-buru sebelumnya. dikutip dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), setidaknya terdapat lima tanda yang menunjukan seseorang telah siap untuk menikah.
Baca Juga : Keluarga Berencana
Berikut 5 Tanda Orang Siap untuk Kapan Nikah
- Siap Usia
Menurut undang-undang nomor 1 tahun 1974 salah satu syarat menikah adalah mempelai berusia diatas 21 tahun. Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
Mengapa harus 21 tahun? Sebab, saat sudah berusia lebih dari 21 tahun, tubuh berhenti tumbbuh dan menjadi dewasa. Kematangan emosi dan kemampuan bekerja juga sudah siap sehingg pasangan sudah mampu menopang kebutuhan rumah tangga. Sebenernya tidak ada patokan usia untuk menikah.
- Siap Fisik
Kenali keadaan tubuh Anda, karena kesehatan tubuh Anda menjadi penting ketika menikah. Apakah Anda memiliki penyakit riwayat seperti darah rendah, darah tinggi, hepatitis, dan penyakit kelamin?
Jika ada, bukan berarti Anda belum siap nikah. Namun, kamu harus jujur dengan pasangan dan melakukan pengobatan dengan benar.
Menikah bukan hanya berarti siap melakukan hubungan seksual. Karena itu, sehat jasmani penting supaya Anda siap bekerja menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Siap mandiri mengerjakan di dalam rumah seperti mengasuh anak, memasak, dan mencuci.
- Siap Mental
Sudah pasti harus sehat mental sebelum menikah, karena menikah tidak selalu indah seperti masa pacaran. Jika Anda mampu menjadi pendengar yang baik saat orang- bercerita/curhat, berbicara jujur meskipun yang dibicarakan menyakitkan, siap menghadapi kekurangan pasangan yang tidak sesuai, berarti secara mental Anda sudah matang. Siap menjalani kehidupan keluarga yang tidak sesuai harapan berarti Anda siap untuk menikah.
Sehat mental memudahkan pasangan berdiskusi untuk perencanaan keluarga. TIdak mudah marah atau berteriak jika merasa kesal dengan beban pekerjaan, misalnya. Selain itu tak mudah tersinggung jika ada ucapan yang tidak berkenan di hati.
Mudah menyesuaikan dengan berbagai kondisi lingkungan dan pertemanan, dapat bergaul dengan teman-teman pasangan, mau berpartisipasi dalam kegiatan organisasi dan kemasyarakatan, juga menjadi pertanda kesiapan mental menjalani pernikahan.
- Siap Finansial
Siap finansial bukan berarti harus memiliki banyak tabungan, jika memiliki lebih banyak simpanan dana akan lebih baik. Siap finansial disini berarti, sudah memiliki pendapatan tetap sehingga mandiri dalam hal keuangan. Jangan sampai sudah menikah, tapi masih terus membebani orang tua atau anggota keluaga lainnya.
Meskipun keluarga biasanya akan mendukung dan memberikan bantuan, sebaiknya hal seperti ini dihindari.
- Siap Menjadi Orang Tua
Memang tidak semua orang yang menikah ingin langsung memiliki anak. Namun, harus sudah siap menjadi orang tua karena itu adalah konsekuensi dari proses reproduksi.
Jika Anda sudah mampu mengatur waktu di kehidupan sehari-hari, mengetahui cara perawatan kesehatan reproduks, mengetahui alat-alat kontrasepsi untuk pengaturan jarak kelahiran, serta tahu pembagian peran dan tanggungjawab sebagai isteri atau suami, artinya memang sudah siap menikah.
Kesimpulan
Bagi kalian yang saat ini sendiri atau sudah memiliki pasangan (pacaran), berusahalah untuk tetap meraih mimpi dan tujuan hidup masing-masing barulah putuskan untuk melangkah ke tahap berikutnya. Bahagiakan diri sendiri terlebih dahulu barulah bahagiakan orang lain baik itu keluarga atau pasangan Anda.